Depan

Jumat, 13 Januari 2012

Jadwal Konser Besar bulan Januari-Juli 2012

Pengen liat konser penyanyi atau band idola kamu?
makanya jangan lupa nabung dari sekarang, karena harga tiket pastinya bakalan mahal.
Yang digaris miring adalah band idola saya, dan semoga saja salah satu bisa nonton, hehehe.
ini dia jadwal konsernya,

Jadwal Konser Besar bulan Januari-Juli 2012:

Januari 2012
11 : Coldplay @ GBK
28 : Van Halen @ Pantai Carnival Ancol

Februari 2012
29 : U2 @ Garuda Wisnu Kencana Bali

Maret 2012
3 : Rihanna and Eminem @ SICC Sentul
30 : Eric Clapton @ Ritz Carlton

Mei 2012
11 : Radiohead @ Istora Senayan

Juni 2012
5 : ACDC @ Pekan Raya Jakarta
12 : Lady Gaga @ Gelora Bung Karno

Juli 2012
23 : Oasis @ Pekan Raya Jakarta

. . . semoga saja nemu tiket di jalan, siapa tahu kan??? hahaha

Kamis, 12 Januari 2012

Sekilas, Eric Clapton


Eric Clapton, merupakan salah satu gitaris, penyanyi, dan pencipta lagu legendaris dari Inggris idola saya yang lahir pada 30 Maret 1945, di Surrey, Inggris.

Di awal karier musiknya, ia menjadi lead gitaris dari Band The Yardbirds sebelum tempatnya digantikan oleh gitaris-gitaris top seperti Jimmy Page dan Jeff Beck di awal tahun 60an.
Setelah keluar dari band yang kelak menjadi Led Zeppelin ini, ia kemudian mendirikan Band bernama Cream, di pertengahan 60an sampai awal 70an.
Lalu bergabung bersama band legenda musik blues, John Mayall di John Mayall & the Bluesbreakers, lalu berturut-turut Blind Faith, Delaney and Bonnie and Friends, dan Derek and the Dominos sebelum melakukan solo karier sendiri sampai sekarang.

Salah satu gitarnya yang terkenal adalah "Blackie", sebuah Fender Stratocaster yang dipakai pada konser-konser solo albumnya.
Kemudian juga ada "Brownie" yang ia pakai waktu awal-awal kariernya.

Mulanya ia beraliran rock n roll, blues rock, dan psychedelic blues bersama band-band sebelumnya. Tetapi kemudian berubah menjadi lebih blues di album-album solonya.

Eric Clapton menjadi influence bagi para gitaris-gitaris di era sesudahnya.
Eddie van Halen merupakan salah satu penggemarnya. Eddie banyak belajar riff-riff gitar dari lagu-lagu Eric Clapton.

Eric Clapton masuk dalam no. 4 di daftar "Gitaris Terbesar Sepanjang Masa" versi Majalah Musik Rolling Stone.

Bagi para gitaris, recommend lagu yang wajib didengarkan: "Miles Road" (feat Jimmy Page), "I'm So Glad", "Sunshine of Your Love" (bersama Cream), "Good Morning Little Schoolgirl" (bersama The Yardbirds), "Tears in Heaven"

Sabtu, 21 Agustus 2010

Hitam

Dari kemarin lagi demen dengerin lagu jadulnya Padi, yg 'Hitam' sama 'Menanti Sebuah Jawaban'. Lirik lagu nya TOP BGT deh atau bagus banget, salut pokoknya buat Piyu. Trus dari segi musiknya sendiri jangan diragukan. Pastinya full skill dari personel masing-masing. Pokokya ga kayak Kangen Band..!!
Lagu 'Hitam' melukiskan suasana jiwa yang berontak dengan kehendak hati. Dibalut nuansa pop rock yg agak-agak gothic menurut saya, jadinya unik bgt.
Sedangkan 'Menanti Sebuah Jawaban' ditandai dengan lirik yang kuat dan optimis. Vokal Fadly yg mempesona. Walaupun bercerita tentang penantian cinta seseorang, dan agak terdengar sedih, tapi lagunya cukup menyemangati saya. Potongan liriknya yg sangat saya sukai: ''Betapa pilunya rindu menusuk jiwaku
Semoga kau tahu isi hatiku..
Dan seiring waktu yang terus berputar
Aku masih terhanyut dalam mimpiku..'', wahaha, persis..!!

Padahal lagu sing anyar malah durung tk Review ki alias durung tau krungu, judule wae lali je, wehehe..
Piss..

Sabtu, 14 Agustus 2010

Cengklungan Seni Khas Temanggungan


Seni adalah sesuatu yang bersifat universal di belahan dunia ini, entah di negara manapun selalu memiliki ciri khas tersendiri apabila ditinjau dari segi budaya. Sedangkan dari segi arkeologis terdapat data etnografi berupa kesenian di sebuah kalangan masyarakat tertentu, yang dijadikan sebagai salah satu bahan analogi dalam usaha merekonstruksi kebudayaan seni masyarakat tersebut pada masa lampau berkaitan dengan konsep kesenian. Tak terkecuali di Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, ternyata juga menyimpan pesona tersendiri dengan adanya seni cengklungan yang konon adalah budaya asli Temanggung.
Di tengah hiruk pikuknya ekspansi modernisasi, kesenian tradisional itu masih mampu bertahan hidup meski dengan segala keterbatasan. Adalah semangat para senimannya untuk tetap berjuang melestarikan budaya warisan leluhur ini. Generasi kini tak banyak tahu apakah cengklungan itu. Ini dibuktikan dengan hanya beberapa orang dari generasi muda Temanggung yang tahu tentang kesenian tradisional ini.
Seperti dalam Festival Budaya Temanggung yang digelar dalam rangka memeriahkan hari jadi ke-175 Kabupaten Temanggung beberapa waktu lalu, kesenian cengklungan turut serta memeriahkannya. Selain itu grup-grup kesenian lain yang berasal dari berbagai wilayah di Kabupaten Temanggung tak ketinggalan ikut berpartisipasi. Kesenian tradisional tersebut antara lain: warokan, kuda lumping, sorengan, ndayakan, kubro, siteran, petilan wayang, bangilun, prajuritan, tayub, srandul, wulangsunu, cokekan, barsomah dan lain-lain.
Dari sekian banyak kesenian tradisional yang ditampilkan, cengklungan ternyata mampu menyita perhatian para penonton. Kebanyakan dari para penonton cukup antusias menikmati penampilan para seniman cengklungan yang memang sudah amat jarang ditemukan keberadaannya. Tak heran jika para penonton langsung bergerak maju ingin menyaksikan kesenian ini dari dekat begitu nama cengklungan disebut oleh panitia.
Dalimin WS, sesepuh sekaligus pelatih seni cengklungan dari Desa Geblok Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, bersama rekan-rekannya dengan gigih dia mencoba mengenalkan kembali tradisi yang hampir punah ini. Menurut pria berusia 60 tahun itu asal mula cengklungan memang masih tanda tanya. Dia mengatakan jika kesenian yang satu ini boleh dikata masih kabur sehingga hingga kini tidak diketahui secara pasti siapa yang mula-mula memperkenalkan. Namun menurutnya, pada jaman penjajahan Belanda kesenian itu sudah ada. Bahkan hampir di seluruh pelosok desa di Temanggung kala itu kesenian cengklungan lazim dimainkan bila sedang ada acara-acara tertentu seperti perkawinan atau khitanan.
Pak Dalimin memang sudah menjadi legenda di dalam kesenian Cengklungan ini. Pertama kali belajar cengklungan pada saat masih berusia 10 tahun dengan dilatih oleh ayah dan kakeknya, dia menjadikan cengklungan salah satu kesenian yang diperhitungkan di Temanggung. Semenjak terjun di dunia ini pula beliau tidak pernah letih mengajarkan cengklungan kepada masyarakat dan warga sekitar tempat tinggalnya. Sudah sekitar 10 tahun ini dia mendirikan Paguyuban Seni Cengklungan di tempat tinggalnya di desa Geblok, Kaloran, Temanggung. Meskipun jumlah peminatnya masih sedikit, pria berkacamata ini tetap yakin bila perkembangan cengklungan akan dapat lebih dikenal oleh masyarakat luas.
Tiap hari senin dan rabu malam, suara khas cengklungan berkumandang di depan balai desa Geblog. Para Seniman dari Paguyuban Seni Cengklungan ternyata sedang melakukan latihan. Mereka memainkan lagu-lagu langgam jawa dan lagu-lagu jaman sekarang. Tak jarang warga sekitar yang sedang menontonpun ikut bernyanyi dan larut dalam suasana malam. Latihan seperti ini memang rutin digelar dua kali tiap minggu. Dengan anggota sekitar 25 orang, paguyuban ini siap tampil bila ditanggap oleh pihak-pihak yang sedang punya hajat. Contohnya mereka pernah tampil di acara-acara pengajian, pernikahan, khitanan, dan lain-lain. Bahkan bapak Bupati Temanggung pun sering mengundang mereka pada saat acara-acara khusus di Pendopo Kabupaten.
Selanjutnya masih menurut Pak Min, begitu dia dipanggil, cengklungan sebenarnya bercerita tentang kehidupan petani. Setiap gerakannya menggambarkan tarian petani dalam mengolah tanah pertaniannya. Ada gerakan mencangkul, menanam padi, menyiangi padi, menghalau burung, menuai sampai menumbuk padi.
Sebenarnya dulu kesenian ini diciptakan dengan tidak sengaja.  Yaitu berawal dari spontanitas para penggembala yang sedang menunggu ternaknya, mereka berkreasi memodifikasi payung kruduk dengan suket grinting dan bambu, ternyata tingkah polah mereka mampu mengeluarkan bunyi-bunyi yang harmonis ditambah nyanyian rakyat.
Uniknya alat musik pengiring yang bernama cengklung tersebut, berasal dari payung kruduk (sejenis payung/mantol) yang dulu sering digunakan para penggembala ternak ketika musim hujan. Payung kruduk yang kini jarang kita temui, ternyata tersimpan di sebuah museum di Den Haag Belanda. Benda ini terbuat dari bambu, clumpring, ijuk dengan dawai dari suket (rumput) grinting. Keseluruhan alat musik pengiring terdiri dari empat payung kruduk dan satu buah seruling bambu. Cengklung itu sendiri dibagi menjadi beberapa fungsi yakni bass, kendang ketuk, kenong dan melodi/siter.
Kini para seniman cengklung itu berupaya untuk lebih memasyarakatkan seni tersebut baik di Temanggung maupun di luar kota. Tahap regenerasi pada kaum muda pun terus diupayakan demi kelangsungan hidup kesenian khas Temanggung ini. Namun demikian mereka kini dengan semangat dan tetap berharap mendapat dukungan dari Pemkab Temanggung serta masyarakat luas. Mereka juga berkeinginan untuk memiliki kostum tersendiri khas Cengklungan.
Salah satu upaya agar kesenian cengklungan ini lebih memasyarakat, Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung mewajibkan di setiap kegiatan di daerah-daerahnya, menampilkan atraksi kesenian ini. Kegiatan ini membutuhkan partisipasi masyarakat pada umumnya dan instansi terkait pada khususnya.
Tujuannya adalah untuk melestarikan kebudayaan asli Indonesia dan hal yang paling penting dari itu semua adalah agar kebudayaan asli Nusantara tercinta ini tidak hilang karena diklaim oleh negara lain. Tentunya sedih hati ini bila hal tersebut sampai terjadi.
Kelak kesenian cengklungan ini dapat bersaing dengan kesenian tradisional lain di Indonesia. Bukan tidak mungkin cengklungan dapat sejajar dengan angklung dari Jawa Barat atau Sasando Rote dari Nusa Tenggara Timur yang lebih dikenal orang bila pemerintah dan pihak-pihak terkait serius untuk mengembangkan kesenian ini. Bahkan dipilih untuk mewakili Indonesia di festival-festival musik tradisional di luar negeri, siapa yang tahu?